Saturday, August 29, 2015

Transportasi Rakyat Tepat, Produktivitas Meningkat

Masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan beberapa kota lain, kini sedang dirundung masalah kemacetan yang tidak kunjung teratasi. Banyak cara telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi masalah ini, tapi sekedar mengurangi tidak akan berarti kalau dilakukan tidak dengan sepenuh hati. Apalagi, kemacetan yang sudah terlalu parah membuat pengurangan menjadi hal yang kurang efektif jika diterapkan di Indonesia ditambah karakter rakyatnya sendiri yang kurang terpuji.

Jika ditilik dari segi penyebabnya, yang menyebabkan kemacetan ini sebenarnya adalah rakyat Indonesia sendiri. Kecenderungan untuk memenuhi hawa nafsu dan prestige membuat rakyat Indonesia mau melakukan apapun untuk terlihat wow dan tinggi dibandingkan sesamanya. Kebiasaan bermanja-manja juga semakin memperparah keadaan yang sudah ada. Maksud bermanja-manja adalah, mau ke indahmaret yang jaraknya 100 m dari rumah saja harus naik mobil/motor, mau ke kampus yang bisa ditempuh dengan jalan kaki atau angkot tapi lebih memilih naik kendaraan pribadi. Tapi mindset orang Indonesia sendiri memang tidak mau rugi, untuk apa naik kendaraan umun kalau sudah punya kendaraan pribadi? Sudah sesak, lama, kotor, dsb. Tapi kalau banyak orang mau sadar akan pentingnya naik kendaraan umum, pasti kemacetan yang terjadi tidak separah ini.

Kebanyakan pengguna jalan merupakan para pekerja kantoran yang membutuhkan ketepatan waktu tiba di kantor. Yang banyak terjadi ketika terjebak kemacetan adalah munculnya sifat malas dan lelah sebelum waktunya. Karena terlalu lama bosan dan penat menunggu antrian kendaraan, sesampainya di kantor kemalasan dan kepenatan ini pun masih terbawa. Sehingga suasana di kantor menjadi mlempem dan tidak bersemangat. Produktivitas pun menurun. Padahal semangat merupakan hal utama yang dibutuhkan pekerja untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas selama masa kerjanya. Apa yang terjadi jika semangat untuk berproduksi direnggut oleh jam-jam kemacetan dan rasa bosan yang menghadang?

Satu hal yang sudah bagus dari bangsa Indonesia adalah kemauan kuatnya untuk memperoleh sesuatu. Kalau saja hal positif ini bisa disalurkan dengan baik, pasti sudah lebih banyak orang hidup sukses. Selain itu, perlu usaha keras untuk bisa meyakinkan rakyat Indonesia untuk mau menyadari pentingnya menjaga kelangsungan hidup segala komponen yang ada di lingkungan hidup manusia. Dengan yakin akan hal itu, rakyat Indonesia yang kuat kemauannya bisa berusaha untuk mewujudkan ligkungan hidup yang lebih baik.

Saya pribadi dalam melihat masalah kemacetan ini, mencoba berkaca pada negara maju lain yang daerahnya lebih kecil dan memiliki peradaban yang lebih maju. Bukannya saya ingin menganggap rendah negara tercinta saya ini, namun sebagai rakyat yang cinta tanah air harus melakukan segala cara untuk memajukan negaranya. Segala hal yang baik dan progresif harus segera dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Sebelum masyarakat lebih banyak yang tidak respek pada Indonesia dan memilih tinggal di negara lain untuk menyambung hidup.

Salah satu sarana transportasi yang menjadi ketertarikan saya adalah kereta cepat lintas daerah yang begitu berteknologi dan canggih. Saya berpikiran untuk menerapkannya pada Indonesia yang ingin serba cepat dan eksklusif. Dengan kereta cepat ini, diharapkan kenyamanan dan ketepatwaktuan menjadi prioritas utama pelayanan, dan diharapkan penerapan ini dapat melatih karakter masyarakat Indonesia agar lebih tertib, disiplin dan rapi. Selain itu, dengan lebih cepat dan tepat waktu keberangkatan kereta ini, diharapkan rakyat Indonesia menjadi lebih produktif dan giat bekerja. Yang biasa lesu karena terjebak kemacetan yang menyita hampir separuh waktu produktifnya diharapkan menjadi lebih semangat bekerja karena inspirasinya yang didapat sewaktu perjalanan dapat semakin mudah tersalurkan dan dia pun menjadi semakin terbiasa dengan kebiasaan yang serba cepat dan teratur.

Pembangunan sarana transportasi ini tenunya tidak mudah dan/atau murah. Belum lagi jalan berbatu yang akan dilalui bangsa Indonesia menuju teknologi transportasi ini. Namun untuk perubahan signifikan dalam hidup bangsa Indonesia, diperlukan kesungguhan untuk memulai, tentunya dari dalam diri sendiri. Mulai dari kesadaran mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sampai pembiasaan untuk menggunakan sarana transportasi umum untuk mendukung pemerintah dalam menyediakan solusi permasalahan kehidupan yang ada. Karena tentu pemerintah akan merasa dihargai dan terdorong untuk melakukan pembaruan lain guna mengatasi masalah dalam hidup masyarakatnya. Jika masalah-masalah yang ada dapat diatasi sedikit demi sedikit, kita para rakyatnya juga yang akan merasakan nikmatnya hidup di negri zamrud khatulistiwa tercinta ini.

Ke depannya saya harap rakyat Indonesia mau memperbaiki diri sendiri dan mulai menerapkan perubahan itu ke luar dirinya untuk mulai membangun Indonesia yang lebih baik. Hidup Indonesia!

No comments:

Post a Comment