Showing posts with label PRD. Show all posts
Showing posts with label PRD. Show all posts

Tuesday, September 15, 2015

Engineer Ethics Decision Matrix

Dalam kasus ini, saya mengandaikan diri saya sebagai pengawas perakitan Kapal Titanic. Saya mengetahui bahwa ada kesalahan desain dalam kapal ini. Yaitu pada baling-balingnya. Baling-baling kapal titanic tersebut menggunakan kekuatan turbin uap yang dianggap efektif waktu itu namun memiliki kelemahan hanya bergerak maju, tidak dapat bergerak mundur. Melalui matriks etika keputusan teknis ini, saya ingin mengambil keputusan yang tepat untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Pilihan saya antara lain: berdoa agar selamat sampai tujuan, membenarkan baling-baling sendirian, mengajak teman untuk membenarkan baling-baling, merusak seluruh bagian kapal, melaporkan ketidaksetujuan pada atasan, membiarkan kapal beroperasi, berteriak-teriak di pinggir dermaga untuk tidak menaiki kapal, dan menghina para pencetus desain dan memublikasikannya.

Tindakan→
Prinsip dasar↓

Berdoa Agar Kapal Selamat Sampai Tujuan

Membenarkan Baling-baling Sendirian

Mengajak Teman untuk Membenarkan Baling-baling

Merusak Seluruh Bagian Kapal

Melaporkan Ketidaksetujuan pada Atasan

Membiarkan Kapal Beroperasi

Berteriak-teriak di Pinggir Dermaga untuk Tidak Menaiki Kapal

Menghina Para Pencetus Desain dan Mempublikasikannya

Mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat

Mungkin
Jika Tuhan mengabulkan, tidak akan ada hambatan selama perjalanan
Ya
Kalau baling-baling bisa benar, maka kapal akan dapat berjalan aman
Ya
Kalau baling-baling bisa benar, maka kapal akan dapat berjalan aman
Ya
Jika kapal rusak berat, maka kapal tidak mungkin dioperasikan
Ya
Jika atasan menanggapi dengan positif, tindakan tepat dapat diambil
Mungkin
Jika tidak ada hambatan selama perjalanan, kapal dapat tiba dengan selamat
Mungkin
Jika orang mendengarkan tanpa prasangka "orang gila"
Ya
Orang akan mengetahui kecacatan ini dan urung naik kapal

Bertindak sesuai bidang keahlian/kompetensi

Ya
Berdoa merupakan keahlian semua orang
Tidak
Saya tidak ahli merakit kapal
Ya
Saya berhubungan baik dengan teman saya
Tidak
Kompetensi saya adalah membangun/membuat, bukan merusak
Ya
Saya berkompeten untuk melaporkan kejadian pada atasan
Ya
Saya tidak bisa menghentikan jalannya kapal
Tidak
Saya tidak ahli meyakinkan orang
Tidak
Saya tidak suka social media dan bukan kompetensi saya untuk menghina

Menngisukan pernyataan publik yang objektif dan jujur

Tidak
Berdoa sifatnya pribadi bukan publik
Mungkin
Orang yang melihat saya akan penasaran dan menyampaikan masalah yang ada
Mungkin
Lebih banyak yang melihat kesalahan akan membuat berita yang semakin valid
Tidak
Orang akan berpikir saya gila karena merusak kapal milik perusahaan sendiri
Mungkin
Atasan bisa memublikasikan fakta, kebenaran yang dipoles, atau kebohongan
Tidak
Membiarkan kapal berarti berbohong pada masyarakat
Ya
Saya berteriak untuk menyampaikan kebenaran pada masyarakat
Mungkin
Saya sudah diliputi kebencian sehingga kata-kata saya tidak mungkin 100% benar

Setia dan dapat dipercaya oleh atasan dan klien

Tidak
Berdoa tidak terlihat dan tidak berpengaruh terhadap atasan/klien
Ya
Akan mendapatkan cap baik
Ya
Akan mendapatkan cap baik
Tidak
Merusak kapal berarti merusak kepercayaan
Ya
Menunjukkan loyalitas dan kredibilitas
Tidak
Tidak setia dan kredibel pada klien
Tidak
Akan merusak citra atasan dan perusahaan
Tidak
Akan merusak citra atasan dan perusahaan

Menghindari penyembunyian/ketidakjujuran

Tidak
Berdoa tanpa melakukan sesuatu berarti bersembunyi
Tidak
Membenarkan sendirian berarti menyembunyikan dari orang lain
Ya
Banyak yang tahu berarti jujur dan tidak menyembunyikan sesuatu
Tidak
Melakukan ini tanpa alasan berarti menyembunyikan sesuatu
Ya
Terbuka pada atasan
Tidak
Tidak melakukan sesuatu berarti menyembunyikan sesuatu
Ya
Tujuannya untuk memublikasikan bahwa ada kesalahan dalam kapal
Mungkin
Jika memaparkan dengan sesungguh-sungguhnya

Bertindak dengan penuh kehormatan

Tidak
Berdoa tidak kelihatan, tidak mengundang penghormatan
Mungkin
Jika berhasil membenarkan baling-baling
Ya
Menunjukkan kecintaan terhadap hidup, perlu dihormati
Tidak
Merusak bukan merupakan sifat terhormat
Ya
Terbuka pada atasan merupakan sikap terhormat
Tidak
Dapat merenggut nyawa banyak orang, bukan sifat terhormat
Tidak
Hal ini merendahkan harga diri
Tidak
Hal ini merendahkan harga diri dan tidak pantas dilakukan

Total

Ya: 1
Mungkin: 1
Tidak: 4

Ya: 2
Mungkin: 2
Tidak: 2

Ya: 5
Mungkin: 1
Tidak: 0

Ya: 1
Mungkin: 0
Tidak: 4

Ya: 5
Mungkin: 1
Tidak: 0

Ya: 1
Mungkin: 1
Tidak: 4

Ya: 2
Mungkin: 1
Tidak: 3

Ya: 1
Mungkin: 2
Tidak: 3

Melalui tabel di atas dapat disimpulkan bahwa melaporkan pada atasan dan mengajak teman untuk memperbaiki baling-baling merupakan tindakan yang paling tepat menurut engineer ethics untuk saya ambil dan lakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat kesalahan baling-baling pada Kapal Titanic.

Saturday, August 29, 2015

Transportasi Rakyat Tepat, Produktivitas Meningkat

Masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan beberapa kota lain, kini sedang dirundung masalah kemacetan yang tidak kunjung teratasi. Banyak cara telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi masalah ini, tapi sekedar mengurangi tidak akan berarti kalau dilakukan tidak dengan sepenuh hati. Apalagi, kemacetan yang sudah terlalu parah membuat pengurangan menjadi hal yang kurang efektif jika diterapkan di Indonesia ditambah karakter rakyatnya sendiri yang kurang terpuji.

Jika ditilik dari segi penyebabnya, yang menyebabkan kemacetan ini sebenarnya adalah rakyat Indonesia sendiri. Kecenderungan untuk memenuhi hawa nafsu dan prestige membuat rakyat Indonesia mau melakukan apapun untuk terlihat wow dan tinggi dibandingkan sesamanya. Kebiasaan bermanja-manja juga semakin memperparah keadaan yang sudah ada. Maksud bermanja-manja adalah, mau ke indahmaret yang jaraknya 100 m dari rumah saja harus naik mobil/motor, mau ke kampus yang bisa ditempuh dengan jalan kaki atau angkot tapi lebih memilih naik kendaraan pribadi. Tapi mindset orang Indonesia sendiri memang tidak mau rugi, untuk apa naik kendaraan umun kalau sudah punya kendaraan pribadi? Sudah sesak, lama, kotor, dsb. Tapi kalau banyak orang mau sadar akan pentingnya naik kendaraan umum, pasti kemacetan yang terjadi tidak separah ini.

Kebanyakan pengguna jalan merupakan para pekerja kantoran yang membutuhkan ketepatan waktu tiba di kantor. Yang banyak terjadi ketika terjebak kemacetan adalah munculnya sifat malas dan lelah sebelum waktunya. Karena terlalu lama bosan dan penat menunggu antrian kendaraan, sesampainya di kantor kemalasan dan kepenatan ini pun masih terbawa. Sehingga suasana di kantor menjadi mlempem dan tidak bersemangat. Produktivitas pun menurun. Padahal semangat merupakan hal utama yang dibutuhkan pekerja untuk menghasilkan produk-produk yang berkualitas selama masa kerjanya. Apa yang terjadi jika semangat untuk berproduksi direnggut oleh jam-jam kemacetan dan rasa bosan yang menghadang?

Satu hal yang sudah bagus dari bangsa Indonesia adalah kemauan kuatnya untuk memperoleh sesuatu. Kalau saja hal positif ini bisa disalurkan dengan baik, pasti sudah lebih banyak orang hidup sukses. Selain itu, perlu usaha keras untuk bisa meyakinkan rakyat Indonesia untuk mau menyadari pentingnya menjaga kelangsungan hidup segala komponen yang ada di lingkungan hidup manusia. Dengan yakin akan hal itu, rakyat Indonesia yang kuat kemauannya bisa berusaha untuk mewujudkan ligkungan hidup yang lebih baik.

Saya pribadi dalam melihat masalah kemacetan ini, mencoba berkaca pada negara maju lain yang daerahnya lebih kecil dan memiliki peradaban yang lebih maju. Bukannya saya ingin menganggap rendah negara tercinta saya ini, namun sebagai rakyat yang cinta tanah air harus melakukan segala cara untuk memajukan negaranya. Segala hal yang baik dan progresif harus segera dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Sebelum masyarakat lebih banyak yang tidak respek pada Indonesia dan memilih tinggal di negara lain untuk menyambung hidup.

Salah satu sarana transportasi yang menjadi ketertarikan saya adalah kereta cepat lintas daerah yang begitu berteknologi dan canggih. Saya berpikiran untuk menerapkannya pada Indonesia yang ingin serba cepat dan eksklusif. Dengan kereta cepat ini, diharapkan kenyamanan dan ketepatwaktuan menjadi prioritas utama pelayanan, dan diharapkan penerapan ini dapat melatih karakter masyarakat Indonesia agar lebih tertib, disiplin dan rapi. Selain itu, dengan lebih cepat dan tepat waktu keberangkatan kereta ini, diharapkan rakyat Indonesia menjadi lebih produktif dan giat bekerja. Yang biasa lesu karena terjebak kemacetan yang menyita hampir separuh waktu produktifnya diharapkan menjadi lebih semangat bekerja karena inspirasinya yang didapat sewaktu perjalanan dapat semakin mudah tersalurkan dan dia pun menjadi semakin terbiasa dengan kebiasaan yang serba cepat dan teratur.

Pembangunan sarana transportasi ini tenunya tidak mudah dan/atau murah. Belum lagi jalan berbatu yang akan dilalui bangsa Indonesia menuju teknologi transportasi ini. Namun untuk perubahan signifikan dalam hidup bangsa Indonesia, diperlukan kesungguhan untuk memulai, tentunya dari dalam diri sendiri. Mulai dari kesadaran mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, sampai pembiasaan untuk menggunakan sarana transportasi umum untuk mendukung pemerintah dalam menyediakan solusi permasalahan kehidupan yang ada. Karena tentu pemerintah akan merasa dihargai dan terdorong untuk melakukan pembaruan lain guna mengatasi masalah dalam hidup masyarakatnya. Jika masalah-masalah yang ada dapat diatasi sedikit demi sedikit, kita para rakyatnya juga yang akan merasakan nikmatnya hidup di negri zamrud khatulistiwa tercinta ini.

Ke depannya saya harap rakyat Indonesia mau memperbaiki diri sendiri dan mulai menerapkan perubahan itu ke luar dirinya untuk mulai membangun Indonesia yang lebih baik. Hidup Indonesia!